العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلا

Bekerja itu membuat yang sukar menjadi mudah.

مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى

Barang siapa bersungguh-sungguh niscaya mendapatkan apa-apa yang ia cita-citakan.

رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ

Berapa banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu.

لاَ تَكُنْ رَطْباً فَتُعْصَرَ وَلاَ يَابِسًا فَتُكَسَّرَ

Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga kamu akan diperas, dan janganlah kamu bersikap keras, sehingga kamu akan dipatahkan.

لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنُا إِنَّ الجَمَالَ جمَاَلُ العِلْمِ وَالأَدَبِ

Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan.

Rabu, 07 September 2016

Kurikulum 13 Akan Disempurnakan Oleh Kemendikbud

Bismillahir rohmanir rohim

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyebut Kurikukum 2013 tidak terlalu sinkron dengan konsep Nawa Cita yang menjadi rujukan pemerintahan Presiden Jokowi. Mendikbud ingin kurikulum tersebut lebih disempurnakan dengan pembangunan karakter sejak dini.


Idealnya, kata dia, siswa setingkat SD mendapat pendidikan karakter dengan porsi 70 persen. Sementara 30 persen sisanya barulah porsi pendidikan ilmu pengetahuan umum. Namun, Kurikulum 2013, yang disusun oleh pemerintah sebelumnya, tidak memberikan porsi yang paling tinggi untuk pendidikan budi pekerti.

"Kalau dibolehkan, saya ingin rombak Kurikulum 2013 supaya sesuai dengan platform Nawa Cita milik
Presiden. Tapi pasti akan jadi ribut," kata Muhadjir yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (07/09/2016).
 
Mendikbud menyadari, kebijakan utama di jalur pendidikan tak boleh berganti hanya karena menterinya ganti. Karenanya, daripada mengambil keputusan untuk merombak Kurikulum 2013, ia lebih memilih untuk menyempurnakannya. Salah satunya, tambahan kegiatan di sekolah yang bertujuan membangun karakter siswa.

Program penguatan pendidikan karakter tersebut diimplementasikan dalam bentuk kegiatan kokurikuler, yakni kegiatan tambahan usai jam belajar yang masih dibawah pengawasan guru. Muhadjir menegaskan, program ini tidak akan membatalkan Kurikulum 2013, namun akan menjadi pelengkap kurikulum yang ada.

"Tidak (mengubah kurikulum 2013) hanya melengkapi makanya nama ko-kurikuler, hanya melengkapi atau menyempurnakan Jadi memanfaatkan lingkungan belajar, kepala sekolah harus betul jadi manajer di sekolah, dia harus bisa menggali potensi sekolah buat belajar," kata Mendikbud.

Pada saat membuka rapat koordinasi persiapan implementasi penjaminan mutu pendidikan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Bengkulu (6/9), itu juga mengatakan Dirjen sudah memilih sekolah-sekolah model yang akan menyelenggarakan program penguatan pendidikan karakter sebelum nanti ini dijadikan program skala nasional.

Sumber: http://www.sekolahdasar.net/